Kamis, 08 November 2007

( Parenting ) Mendidik Anak Tanpa Kekerasan

( diambil dari millis Hypnoparenting / newsletter@hypnoparenting.com )




MENDIDIK ANAK TANPA KEKERASAN

by : Ariesandi / october 3, 2006



Seringkali orangtua menanyakan ke saya “Anak saya ini kalau diomongin susah nurutnya, bagaimana sih caranya agar anak nurut dengan orangtua ? Apa musti dipukul dulu baru nurut ? ” Mendengar pertanyaan ini, seringkali saya jawab dengan singkat “Kenapa musti harus dengan kekerasan ? “. Dan seringkali saya menceritakan kisah di bawah ini agar mereka mengerti apa maksudnya Mendidik Anak Tanpa Kekerasan.

Pada suatu hari Dr. Arun Gandhi, cucu Mahatma Gandhi, memberi ceramah di Universitas Puerto Rico. Ia menceritakan suatu kisah dalam hidupnya :

Waktu itu saya masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orangtua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya, ditengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika Selatan. Kami tinggal jauh di pedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tak heran bila saya dan dua saudara perempuan saya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop.

Pada suatu saat, ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan, saya sangat gembira dengan kesempatan itu. Tahu bahwa saya akan pergi ke kota, ibu memberikan daftar belanjaan yang ia perlukan. Selain itu, ayah juga meminta saya mengerjakan beberapa pekerjaan tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel.
Pagi itu setiba di tempat konferensi, ayah berkata,”Ayah tunggu kau di sini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama.”
Segera saja saya menyelesaikan pekerja-pekerjaan yang diberikan oleh ayah dan ibu. Kemudian, saya pergi ke bioskop. Wah, saya benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jam menunjuk pukul 17.30, langsung saya berlari menuju bengkel mobil dan buru-buru menjemput ayah yang sudah menunggu saya. Saat itu sudah hampir pukul 18.00 !!!
Dengan gelisah ayah menanyai saya,”Kenapa kau terlambat ?” Saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya menonton bioskop sehingga saya menjawab, ”Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu.”

Padahal, ternyata tanpa sepengetahuan saya, ayah telah menelepon bengkel mobil itu. Dan ayah tahu kalau saya berbohong. Lalu ayah berkata, ”Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan engkau sehingga engkau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran pada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarkanlah ayah pulang berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik-baik.”
Lalu dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya, ayah mulai berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap dan jalanan sama sekali tidak rata. Saya tidak bisa meninggalkan ayah, maka selama lima setengah jam, saya mengendarai mobil pelan-pelan di belakang beliau, melihat penderitaan yang dialami beliau hanya karena kebohongan bodoh yang saya lakukan.

Sejak itu saya tidak pernah berbohong lagi. Seringkali saya berpikir mengenai kejadian ini dan merasa heran. Seandainya ayah menghukum saya, sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan mendapat sebuah pelajaran mengenai mendidik tanpa kekerasan ? Kemungkinan saya akan menderita atas hukuman itu, menyadarinya sedikit dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru terasa kemarin. Itulah kekuatan bertindak tanpa kekerasan.

Ketika kita berhasil menancapkan suatu pesan yang sangat kuat di bawah sadar seorang anak maka informasi itu akan langsung mempengaruhi perilakunya. Itulah salah satu bentuk hypnosis yang sangat kuat. Apakah hal sebaliknya bisa terjadi ? Ya bisa saja ! Oleh karena itu kita perlu keyakinan penuh dalam melakukannya sehingga hasil positif yang kita inginkan pasti tercapai. Hal ini memerlukan pemikiran yang mendalam dan kesadaran diri yang kuat dan terlatih. Janganlah bertindak karena reaksi spontan belaka dan kemudian menyesal setelah melakukannya.

Jika kita mau berpikir sedikit ke belakang ke masa di mana anak-anak kita masih kecil sekali maka di masa itulah semua ”bibit” perilaku dan sikap ditanamkan. ”Bibit” perilaku dan sikap inilah yang kelak akan mewarnai kehidupan remaja dan dewasanya. Siapakah yang menanamkan ”bibit” perilaku dan sikap itu untuk pertama kalinya ? Ya anda pasti sudah tahu jawabnya, kitalah orangtua yang menanamkan segala macam ”bibit” perilaku dan sikap itu.
Bagaimana jika sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan pengasuhnya ( baby sitter ). Ya berdoalah semoga pengasuh anak anda mempunyai pemikiran bijaksana dan bisa mempengaruhi anak anda secara positif. Berharaplah pengasuh anak (baby sitter) anda mengerti cara kerja pikiran dan mengerti bagaimana bersikap, berucap dan bertindak dengan baik agar anak anda memperoleh ”bibit” sikap dan perilaku yang baik.

Seseorang bisa menjadi baik atau buruk pasti karena sesuatu ”sebab”. Perilaku, ucapan sikap, dan pikiran yang baik atau buruk hanyalah suatu rentetan ”akibat” dari suatu ”sebab” yang telah ditanamkan terlebih dahulu. Mungkinkah terjadi ”akibat” tanpa ”sebab” ? Mungkinkah anak kita berbohong tanpa sebab, mungkinkah anak kita ”nakal” tanpa sebab, mungkinkah anak kita rewel tanpa sebab ? Sebagai orangtua kita wajib mencari tahu apa penyebabnya. Tidaklah pantas sebagai orangtua kita langsung bereaksi spontan begitu saja tanpa memikirkan apa yang baru saja kita perbuat. Bukankah ini akan memberi contoh baru bagi anak kita tentang bagaimana bertindak dan bersikap ?

Sewaktu kita mempunyai anak maka kita menjadi orangtua, tetapi kita tidak pernah punya pengalaman menjadi orangtua. Kita mempunyai pengalaman menjadi anak. Jadi kita harus mendidik diri kita sendiri dengan belajar dari anak-anak. Bukan belajar dari apa yang dilakukan orangtua pada kita. Ingatlah perasaan sewaktu kita masih menjadi anak-anak. Amati mereka dan tanggapilah dengan penuh perhatian apa yang mereka inginkan. Pengharapan, perlakuan dan pengakuan seperti apa yang kita inginkan dari orangtua yang tidak pernah terpenuhi ?
Perlakukan anak-anak seperti kita ingin diperlakukan ! Jangan perlakukan anak-anak seperti apa yang dilakukan orangtua pada kita.



HYPNOPARENTING
Education and Therapy Center
Dharmahusada Indah Barat III / 51
Surabaya 60285 -- Indonesia
Telp. (031) 7155 9997 Fax. (031) 5938525
Website : www.HypnoParenting.com
Email : CS@hypnoparenting.com

something ...............





















I feel something strange deep inside my heart.................

( Parenting ) Anak - Anak yang bingung

(diambil dari milis HypnoParenting / newsletter@hypnoparenting.com)


ANAK - ANAK YANG BINGUNG

By : Ariesandi / october 4, 2006


Sadarkah Anda bahwa kita orang tua secara konstan meng-hypnosis anak kita ? Ambil saja kasus nyata yang terjadi dengan Anton yang merupakan anak di rumah tetangga ini.

Pada suatu hari Anton sedang bermain dengan adiknya dan tiba-tiba saja si adik menangis dengan keras karena mainannya direbut. Anton tidak mau mengalah dan malahan mengejek adiknya. Ibunya melihat hal itu terjadi dan dengan serta merta berteriak dengan suara nyaring nan merdu, “ Ayooo……, teruskan……. ya ganggu adikmu terus. Nanti Mama hukum kamu kalau terus ganggu adikmu. Kan adikmu masih kecil kamu yang lebih tua ngalah dong ? “Anton terdiam kebingungan, dalam hatinya ia berkata, “ lho tadi katanya disuruh terus, lha kok kalau saya teruskan malah dihukum dan kapan adik akan jadi lebih tua daripada kakak ya ?”

Anton mempunyai pikiran seperti itu karena telah sering mendengar ucapan ibunya yang seperti tadi. Setiap kali ia dan adiknya berebut mainan selalu saja adiknya akan menangis untuk menarik perhatian ibunya. Dan anehnya ibunya selalu mengatakan hal yang sama seperti di atas kepadanya.
Sejak saat itu Anton selalu mencari makna atas perkataan orangtuanya. Ia sering bingung sendiri, tanpa disadari tentunya, apakah yang sebenarnya dimaksudkan oleh orang dewasa di sekitarnya. Jika ia sendirian seringkali memorinya memunculkan perkataan-perkataan orangtuanya dan orang dewasa di sekitarnya yang membuat ia bingung.

Tanpa disadari ia tumbuh dengan sikap penuh keraguan dan susah mengambil keputusan dalam waktu cepat. Ia menjadi tidak berani memutuskan sesuatu dan lambat laun inisiatifnya untuk memulai sesuatu semakin menurun. Cepat atau lambat kita bisa meramalkan apa yang akan terjadi pada diri anak yang sering harus mencari makna atas setiap tindakan atau perlakuan dari orang di sekitarnya. Mereka akan tumbuh dengan sikap penuh keraguan dalam bertindak, takut dikritik, perfeksionis, tidak berani mengambil keputusan besar, kurang berinisiatif dan tergantung pada orang lain.

Atau mungkin anda pernah mendapati seorang anak yang ulangannya jelek dan kemudian mamanya berkata dengan kecewa, ”Aduh kamu ini, kemarin kan sudah belajar dan katamu kamu mengerti, lah kok sekarang dapatnya cuma segini? Aduh kamu ini, harus diapakan sih ? Mama dulu ya tidak pernah dapat nilai sejelek ini lho ! Mama selalu dapat nilai bagus !”Dan papa si anak yang mendengarkan juga omelan istrinya agak sedikit tersinggung dan mengatakan ” Heh, Mama menyindir Papa ya ! Mau mencari kambing hitam ya ? Apa maksudnya Mama mengatakan nilai Mama selalu bagus apa nyindir Papa ? Catat ya nilai Papa dulu juga selalu bagus bahkan selalu masuk dalam 10 besar di kelas ! ”
Dan ………….. bingunglah si anak. Dalam pikiran bawah sadarnya muncul suara kecil yang mengatakan, ” Mama nilainya selalu bagus, Papa juga selalu bagus bahkan masuk dalam 10 besar di kelas ? Kalau begitu kenapa aku jadi bodoh begini ya ? Aku ini anak siapa sih sebenarnya ? Kok gara-gara nilaiku mereka jadi bertengkar sendiri sih? Apa salahku ?” Dan beribu-ribu pertanyaan lain yang akan muncul di benak si anak.

Sampai di sini anda mungkin berpikir, ”Wah susah sekali menjadi orangtua. Kok ini salah dan itu salah ya. Saya dulu juga diperlakukan seperti itu oleh orangtua saya. Tapi kok ya …. tidak apa-apa tuh ? Sekarang hidup saya juga sukses ?!”Oh yaaaa…….. Pernahkah anda merenung dan menggali dalam diri anda apakah ada konflik-konflik kecil yang timbul yang anda abaikan saja karena tidak tahu jawabannya. Dan anda mengabaikan karena anda melihat sepintas tidak ada pengaruh besar bagi kehidupan anda. Sesekali saja muncul tapiiii …. ya tidak perlu diungkit lagi ah.
Anda benar. Anda bisa sukses dengan apa yang orangtua anda telah lakukan pada anda. Dan tahukah anda seandainya orangtua kita melakukan sesuatu yang lebih positif lagi dari apa yang telah dilakukannya maka kita bisa jadi lebih sukses daripada sekarang. Bukankah setiap akibat merupakan hasil dari suatu sebab. Dan jika sebabnya berbeda maka akibatnya berbeda juga, betul kan ?

Berhati-hatilah dengan apa yang kita ucapkan dan lakukan kepada anak-anak kita. Jika perkataan dan perbuatan itu sering diulang maka pikiran bawah sadar anak akan menangkapnya dan menyimpannya sebagai fakta kebenaran. Apapun faktanya, positif ataupun negatif, akan dianggap sebagai kebenaran dan diwujudkan dalam realita fisik si anak. Itulah yang disebut hypnosis. Kita sadari atau tidak, kita telah menghypnosis anak-anak dengan perkataan dan perbuatan kita. Kita telah menghypnosis anak-anak kita dengan lakon sehari-hari yang kita pentaskan sebagai drama kehidupan di depan mata mereka.

Jadi apa yang harus kita lakukan ?

Berikut ini adalah beberapa tips agar anak-anak tumbuh dengan baik :

Katakan apa yang anda inginkan terjadi, jangan membuat anak mencari-cari sendiri makna dari ucapan atau tindakan anda. Janganlah terlalu suka memelototi anak dan berharap mereka akan mengerti apa maksud anda, mereka akan mencari makna dan akhirnya tumbuh dengan sikap penuh keraguan dan takut berbuat salah. Jika anda ingin dia menghentikan tindakannya langsung katakan, ”Sudah cukup. Hentikan sekarang. Sebenarnya apa yang kamu inginkan? ”
Akui dan hargailah perasaan mereka. ”Kamu lagi jengkel ya, sedih ya, atau kecewa? Kamu jengkel karena ………………. (mainanmu direbut oleh adik ya, atau Mama / Papa membentak kamu ya , atau apapun penyebabnya ). Yaa ……. Mama / Papa mengerti dan bisa merasakan hal itu. Mama / Papa sendiri juga akan jengkel atau marah jika diperlakukan seperti itu. Menurut kamu apa yang bisa dilakukan agar perasaan jengkelmu hilang ? Apa kamu mau minum dulu ? Atau melakukan ……….

Bersikaplah konsisten. Tindakan dan ucapan kita harus selaras. Selain itu kita sebagai pasangan juga harus konsisten dan sepakat dengan berbagai aturan. Jangan sampai kita mengijinkan hal tertentu tetapi pasangan kita mengijinkannya atau sebaliknya. Jika hal itu sering terjadi maka si anak juga akan mencari sendiri kebenaran makna dari ucapan atau tindakan itu.
Semoga anda mengerti bahwa kita orangtua senantiasa menghypnosis anak kita, pastikan kita menghypnosis mereka dengan hal-hal yang benar.


HYPNOPARENTING
Education and Therapy Center
Dharmahusada Indah Barat III / 51
Surabaya 60285Indonesia
Telp. (031) 7155 9997 Fax. (031) 5938525
Website : www.HypnoParenting.com
Email : CS@hypnoparenting.com

(Parenting) hypnoparenting

(diambil dari milis HypnoParenting / newsletter@hypnoparenting.com)


APA ITU HYPNOPARENTING

BY : ARIESANDI / october 14, 2006


Hypoparenting terdiri dari 2 kata dasar yaitu hypnosis dan parenting. Marilah kita bahas satu persatu secara singkat sehingga makna dari hypnoparenting dapat dimengerti dengan benar. Hipnosis di Indonesia masih dianggap sebagai satu hal yang dipenuhi misteri. Masih banyak yang beranggapan bahwa hypnosis melibatkan kuasa kegelapan, atau suatu bentuk praktek supranatural. Oleh karena itu tidak sedikit juga orang yang percaya bahwa hal yang berbau hipnosis harus dijauhi atau dihindari.

Ada juga yang berpendapat bahwa subyek yang dihipnosis tidak bisa mengontrol pikirannya sendiri dan dalam kondisi yang sepenuhnya tidak sadar. Atau bahkan ada juga yang mengatakanbahwa kalau sering dihipnosis akan lupa ingatan dan mudah dipengaruhi oleh orang lain, atau bahkan mudah dimasuki ”roh halus”. Baiklah sekarang kita akan membahasnya.
Pertama kali yang perlu diketahui adalah di dunia ini terdapat dua aliran besar hypnosis yaitu aliran Timur dan Barat. Pada aliran Timur memang banyak dijumpai hal-hal yang bersifat mistis atau ”magis”.Sedangkan pada aliran Barat dipengaruhi oleh teori-teori mengenai pikiran dan struktur bahasa. Hypnosis yang akan diulas di sini menganut aliran Barat. Jadi semuanya berdasarkan penelitian ilmiah dari para pakar yang berasal dari dunia kedokteran dan psikologi.

Fenomena hypnosis kita alami setiap hari. Pernakah Anda melihat film yang mengharukan hingga menangis ? Anda larut dalam film itu sehingga seakan-akan menjadi sesuatu yang nyata. Itulah hypnosis. Contoh lainnya adalah bayangkan sebuah jeruk lemon yang sangat segar di depan anda. Bayangkan jeruk tersebut dibelah jadi 2 bagian dan kemudian dikucurkan ke dalam mulut. Bagaimana reaksi tubuh anda ? Adakah pengaruhnya ? Apakah air liur anda menjadi lebih encer ? Jika anda perhatikan jeruknya kan tidak ada, hanya imajinasi saja bukan? Tetapi mengapa tubuh kita bereaksi dengan cara yang sama ketika jeruknya benar-benar ada ? Itulah hypnosis. Otak kita menangkap gambaran mental dari jeruk lemon. Dan ketika kita melakukannya dengan penuh perasaan dan konsentrasi maka otak menganggap hal itu adalah suatu kenyataan dan memerintahkan tubuh untuk bereaksi dengan cara yang sama saat kita dulu berhadapan dengan jeruk lemon yang sesungguhnya.

Satu syarat penting yang harus ada di sini adalah bahwa anda harus pernah punya pengalaman dengan jeruk lemon dulu sebelumnya sehingga bisa membayangkan dengan detail. Jika anda belum pernah melihat jeruk lemon sebelumnya maka sugesti di atas tadi tidak akan berhasil.
Tidak ada hal berunsur ”magis” atau ”mistis” bukan ? Untuk memahami fenomena jeruk lemon di atas maka kita harus mengerti cara kerja pikiran. Apa maksudnya ? Maksudnya kita harus mengerti bagaimana pikiran memproses stimulasi dari luar (dalam hal ini berupa kata-kata ) menjadi suatu gambaran mental berdasarkan informasi yang sudah ada di memori pikiran sebelumnya. Dengan pemahaman di atas maka kita sekarang akan menyadari bahwa semua proses pemasukan informasi ke dalam pikiran adalah suatu proses hypnosis.

Nah sekarang apa itu Parenting ? Parenting adalah segala sesuatu yang berurusan dengan tugas-tugas orangtua dalam mendidik dan membesarkan anak. Tugas kita sebagai orangtua dalam mendidik dan membesarkan anak sebenarnya sangat berat dan penuh liku-liku tantangan. Sayangnya kita hanya berbekal pengalaman sebagai seorang anak yang dulunya dididik dan dibesarkan oleh orangtua kita. Sebagian besar pola asuh dan pola didik orangtua kepada kita akhirnya mewarnai tugas kita sebagai orangtua.Kita memperlakukan anak kita sebagaimana orangtua memperlakukan kita dulunya. Seharusnya kita harus memperlakukan anak sebagaimana kita dulu ingin diperlakukan oleh orangtua kita. Dengan begitu kita bertindak atas dasar perasaan seorang anak. Bukan atas dasar perasaan kita sebagai orangtua. Karena apa yang kita anggap baik belum tentu seperti yang diinginkan oleh anak kita secara pasti.
Dengan kata lain kita bertindak atas dasar persepsi kita sendiri bukan dari persepsi seorang anak.

Oleh karena itu dengan hypnoparenting kita berusaha mempetakan dan membuat sistemasi atas segala hal yang berhubungan dengan tugas kita sebagai orangtua ditinjau dari sudut pandang cara kerja pikiran dan pengaruhnya terhadap masa depan seorang anak. Mengapa kita meninjaunya dari sudut pandang cara kerja pikiran ? Karena segala sesuatu berakar dari pikiran. Manusia, anak-anak sampai dewasa, melakukan segala sesuatu karena punya pikiran. Segala hal tentang teori pertumbuhan dan perkembangan anak tak akan berhasil jika kita gagal memahami cara kerja pikiran. Satu hal sederhana ? Mengapa seorang bayi belajar berjalan ? Karena ia melihat semua orang dewasa di sekitarnya berjalan tegak dengan kedua kakinya. Bukan karena umurnya memang mengijinkan dia untuk berjalan. Jika selama 5 tahun pertama hidupnya bayi hanya melihat orang di sekitarnya merangkak maka ia pasti akan merangkak juga. Tidak akan pernah berjalan tegak. Inilah mekanisme hypnosis yang paling sederhana. Kita telah mempengaruhi seorang bayi dengan contoh nyata bahwa suatu hari ia akan berjalan juga sebagaimana kita orang dewasa. Hal ini ditangkap oleh otak bawah sadarnya dan diproses sampai suatu saat si bayi mulai mencoba untuk berdiri tegak dan berjalan. Tetapi karena tulangnya belum kuat maka ia akan terjatuh. Tetapi karena kita sugesti, ”Ayo coba lagi. Berdiri lagi sayang kamu pasti bisa” maka ia akhirnya bisa berjalan. Bayangkan apa yang akan terjadi jika sugestinya, ”Alaaa percuma kamu tidak akan bisa. Sudahlah duduk aja tidak usah berdiri atau berjalan” , apakah si bayi akan bisa berjalan ? Tentu tidak.

HYPNOPARENTING

Education and Therapy Center

Dharmahusada Indah Barat III / 51

Surabaya 60285I - ndonesia

Telp. (031) 7155 9997 Fax. (031) 5938525

Website : www.HypnoParenting.com

Email : CS@hypnoparenting.com




Selasa, 06 November 2007

mulai musim hujan


udah mulai musim ujan. udah siap2 utk banjir. daerah rumahku sih ga banjir tapi akses menuju rumah banyak yg terendam banjir. Bisa2 ga brani kemana2, daripada kejebak macet, bikin pusing.
Kebayang ga sih gimana nantinya kalo hujan udah mulai terus menerus turun ?? apalagi skg ada jalur busway, ga ujan aja udah bikin macet gimana kalo ujan ?? duuuh jakartaku, kok kamu jadi begini siiihhhh.

campur aduk

ugh.... lagi kacau balau nih perasaanku. Ada yg ngaduk2 tapi....... hmmm.....gimana yaaa ???

ada ella disini

hai.........ada ella disini.